Rabu, 16 Februari 2011

PENGHARAPAN

In Memoriam....My Dear Brother in Law
Alm. Richard Rohi Bunga, SH.


Rabu, 5 januari 2011...

Masih Jelas tergambar wajahnya di benak kami. Masih terngiang gelak tawanya di telinga kami. Masih hangat keluhan kecil dari bibirnya meninggalkan yang tercinta untuk melanjutkan karyanya. Tapi burung besi itu tetap datang dan membawanya pergi.

Kemudian siang itu,
Kamis, 6 Januari 2011...

Hati tersayat pilu mendengar kabar dari seberang. Gelak tawa kemudian berubah menjadi ratap tangis.
Sang Khalik memanggilnya dan tak ada yang berkuasa menahan kehendak-NYA.
Dia di sana terbaring kaku... sendiri...
Dia telah pergi dan tak akan kembali.

Kami merintih perih .... perih karena kehilangan sosoknya. Ada sesal di hati dan berjuta tanya tersirat di benak terbalut kata tanya "Mengapa?"
Air mata terus berderai membasahi pipi, tapi kami bisa apa?
Hanya Berserah !!!

Kami tertunduk, mata kami masih sembab karena kehilangannya. Bahkan tak jarang air mata kembali mengalir ketika sosoknya terlintas di pikiran kami.
Tetapi, ada kekuatan yang mampu membantu kami untuk menegakkan kepala...

"PENGHARAPAN"...

Ya...hanya itu yang tersisa.
Pengharapan di balik salib dan kuasa kebangkitan-NYA
Janji-NYA mengalir memenuhi hati kami

seperti surat Rasul Paulus bagi Jemaat di Thesalonika:




"Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan" (I Tesalonika 4:13-17).

Selamat jalan kakak tercinta, damaimu di sisi-NYA.

Makin t’ranglah perjalanan, makin tinggi aku naik. Dan bebanku makin ringan, makin nampaklah yang baik. Di sanalah t’rang abadi, tiada tangis dan keluh; Di neg’ri seb’rang pelangi, kita k’lakkan bertemu (PKJ 241:2)

Rabu, 26 Januari 2011

"AKU KEMBALI"

SudaH cukup lama aku berhenti memikirkan kata-kata yang mesti ku rangkai untuk kutuangkan dalam blog ini. Itu bukan mauku tapi sebuah tuntutan hidup yang memaksaku untuk berhenti sejenak.

Setahun berlalu...
Aku telah menyelesaikan kuliahku di bulan Juni 2010 dan setelah itu, di bulan juli tahun yang sama aku langsung memasuki suatu dunia baru.
Yach....dunia baru yang membuatku semakin bisa melihat luassssnya dunia ini.
Dunia baru yang mengajariku melihat hidup dari dua sisi
Dunia baru yang memaksaku untuk belajar keras tentang kehidupan...

Waktu membawaku ke sana dan aku bangga bisa sampai ke sana.
Memang tak selamanya menyenangkan... tapi aku bersyukur karena Tuhan Yesus memberikanku kesempatan untuk menikmatinya.

Kini aku siap kembali menulis....
Aku siap kembali merangkai kata-kata bermakna di sini...
Terima kasih Tuhan Yesus untuk waktu ini :))

Minggu, 29 November 2009

MemoRy



Detik demi detik berlalu
Jarum jam terus berputar….hari berganti hari
Dan waktu berjalan dengan cepat
Menghantarkanku pada sebuah kata “Perpisahan”
Sebuah kata penuh makna yang menyimpan sejuta rasa,
Suatu bagian dari hidup yang harus di jalani
Namun bagaimanapun,
Kebersamaan di tempat ini akan menjadi potongan cerita
yang mengisi lembaran hidupku
yang akan terus tersimpan menjadi kenangan…

Senin, 25 Mei 2009

PERPISAHAN

“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya

(Pengkhotbah 3:1)





Banyak orang yang akan datang dan pergi dalam hidup kita namun hanya sedikit yang akan meninggalkan jejak di hati

Aku kembali merenung setelah mendengar kalimat tersebut terlontar dari bibir salah seorang dosenku saat berbicara diacara perpisahan dengan beberapa staf dan dosen lain yang bersama kami selama dua sampai tiga tahun terakhir ini.

Sedih…

itu yang kurasakan, suatu perasaan yang normal tuk melepaskan orang-orang yang meninggalkan jejak di hati.

Tapi itulah hidup…

ada pertemuan…. ada perpisahan.

Keduanya menimbulkan kesan yang berbeda…

tertawa ketika bertemu dan menangis ketika berpisah.

Suatu realita yang tak terelakkan dan takkan bisa kita ubah

"ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa"


Kita hanya perlu mempersiapkan diri untuk itu…

ketika kita harus berpisah dengan orang-orang yang kita sayang

kesan apa yang ditinggalkan untuk mereka?

Mampukah kita meninggalkan jejak di hati mereka atau bahkan tak berarti?

Hidup hanya sekali…

Lakukan yang terbaik sebelum waktu untuk berpisah itu datang…

God be with us

Jumat, 15 Mei 2009

JanJi , haRuskah diingKari???

Entah aku harus tertawa atau menangis

keTika hati terasa begitu lelah

terjadi dan terjadi lagi...

Akhhhh.......


meNgapa bibir begitu mudah berucap janji

bila untuk diingkari???


aku benci rasa iNi.........

Easy to Promise....easy to FoRget......I hate It ^* Plizzz NO MORE ^*

Jumat, 13 Maret 2009

“You’re never alone, even if you think you are”

Entah mengapa akhir-akhir ini aku merasakan kepenatan. Kuhirup dalam-dalam nafas dan ku hembuskan kuat-kuat mencoba mengenyahkan sesak dan sensasi aneh yang akhir-akhir ini seakan begitu menguasaiku, tetapi… yang kuhirup justru aroma kesepian yang kian pekat. Mengapa? Mengapa rasa ini mesti hadir? Rasa yang aku sendiri tak bisa mendefinisikan apa. Kesepian yang amat menggigit.. Tak berdaya. Tak berharga. Tapi mengapa?
Bukankah aku cukup berharga? Bahkan sangat berharga?
Kemanakah semangat yang ku rasakan dulu? Kemanakah daya hidup yang selalu mampu membuatku menegakkan kepala di depan teman-teman? Kemanakah kehangatan yang selalu ku rasakan mengalir mengaliri pembuluh darah jika berada di antara teman-teman, mendiskusikan sesuatu di tengah gelak tawa dan lelucon-lelucon yang segar?
Mengapa setiap pulang ke kamar yang tersisa hanya rasa lelah dan semua yang kulakukan di kampus seolah berlalu begitu saja?
Aku selalu mencoba menghadirkan kembali dalam benak semua kegiatan yang telah kujalani hari in. Berharap menangkap semangat, daya hidup dan kehangatan itu kembali tapi ku rasa kian lelah.
Mungkin aku masih bisa menutupi semuanya dengan senyum di depan mereka seolah aku baik-baik saja. Aku terus berusaha ingkari kata hati dan membohongi banyak orang. Aku tak ingin mereka tahu. Bagiku mereka masih asing walaupun sudah hampir tiga tahun kami bersama.
Aku belum bisa menangkap sinyal persahabatan dan persaudaraan pada salah satu dari mereka. Aku tak punya cukup modal “rasa percaya” untuk kembali membangun hubungan persahabatan dan persaudaraan dengan mereka setelah aku terlanjur kehilangan rasa itu beberapa waktu yang lalu di tempat ini ketika aku berpikir telah menemukan seseorang untuk ku jadikan sahabat dan ternyata aku salah.
Di sini, di tempat yang jauh dari orang-orang yang kusayang dan yang menyayangiku, rasanya cukup berat untuk ku jalani. Ku akui, untuk saat-sat tertentu aku kuat tapi terkadang aku jatuh. Aku tahu mereka yang jauh di sana terus mendukungku dan memberiku motivasi, tapi semua itu sangat terbatas. Mereka tidak selalu tahu keadaanku di sini walaupun aku telah menceritakan kepada mereka. Hingga terkadang ada hal yang memang harus ku tanggung sendiri dan aku terus bergumul untuk itu.
Aku akan bangkit dari kejatuhanku.....aku tak akan menyerah..... aku tahu aku bisa....
Dalam kepenatanku, ku buka PC-ku dan jari ku mulai menari-nari di atas tuts key board yang membawaku masuk dalam dunia maya, kemudian mataku menagkap sebuah slogan singkat di salah satu blog “You’re never alone, even if you think you are” dan seketika itu aku tertegun, mencoba mencerna kata demi kata dari kalimat tersebut.
Aku berpikir bahwa saat ini aku sendiri tapi benarkah sesungguhnya aku tidak pernah sendiri seperti pernyataan dari kalimat tersebut?
Saat pertanyaan itu muncul dibenakku, muncul pula sebuah nama “Yesus” diikuti pertanyaan berikutnya “do you still believe Me?” dan akupun tak mampu membendung air mata yang mengalir di pipiku. DIApeduli padaku dan aku selalu berusaha menjauh dari-Nya, tapi kasih-Nya merangkulku kembali.
Mengapa aku seperti orang bodoh yang baru menyadari hal ini?
Selama ini ku panggil nama-Nya, kulantunkan kebesaran dan kemegahan-Nya setiap minggu, telah kudengar keagungan kuasa-Nya dari bibir-bibir penuh saksi atas kebaikan-Nya.
Aku membaca berpuluh-puluh kitab dan buku tentang DIA, beratus-ratus kertas yang menceritakn tentang pribadi-Nya, identitas-Nya, melafalkan tutur-Nya dalam beribu-ribu aksara.
Tapi mengapa selama ini aku seperti tidak mampu lagi melihat pesona-Nya yang dulu ku puja, ku lihat dan ku rasakan? Semuanya seakan lenyap dan hilang.
Mengapa aku begitu buta?
Aku sampai-sampai sudah dibibir batas ujung pencaianku akan DIA .
Saat itu aku tahu bahwa sesungguhnya, DIA tidak pernah hilang.
Tidak pernah pergi. Masih ada di sini.
Saat itu juga aku tahu aku masih milik-Nya dan akan tetap jadi milik-Nya.
TUHAN itu baik, bahkan DIA tetap baik apapun keadaan yang kita alami.
Dan bahwa di mana pun kita berada serta bagaimanapun keadaannya,
Kita bisa menjadikan hidup ini indah dan menyenangkan dengan mengucap syukur dan tidak mengeluh.

Senin, 09 Februari 2009

KeTika semua iTu terjadi.....

suDahkah aku siap jika memang semua itu harus terjadi???
ia atau tidak?
EntahLah...........................


"Jangan pernah merasa memiliki..
karena saat rasa itu ada
kau akan semakin takut untuk kehilangan
dan klo sampe kau kehilangan kau akan terluka"

kalimat itu ku dengar dari salah seorang dosenku.
kalimat yang membuatku terus berpikir....

mungkin rasa memiliki itu memang telah tertanam
dalam relung hatiku.
hingga saat ini aku takut untuk kehilangan.
takut menghadapi kenyataan klo semuanya pasti akan kembali.....
kembali pada Sang Pencipta.....
walau sebenarnya aku tahu itu memang pasti akan terjadi
cepat atau lambat........

aku hanya butuh waktu.....
hingga aku benar-benar bisa dengan tegar menerima
jika memang
semua itu terjadi, dengan pertolongan Tuhan.,...